PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
B
|
anyak
tokoh pendidikan memberikan makna tentang pendidikan sangat beragam diantaranya
sebagai berikut: Anton Moeljono mendefinisikan pendidikan sebagai proses pengubahan
sifat dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia dalam upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan dan cara-cara
mendidik. Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai usaha yang
dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan
kebahagiaan manusia .M.J.Langeveld, mengartikan pendidikan sebagai setiap
usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada
pendewasaan anak atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan
tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang
diciptakan oleh orang dewasa: sekolah, buku, peraturan hidup sehari-hari dan
sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. Ahmad D. Marimba
mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama. Azyumardi Azra dalam buku "Paradigma Baru Pendidikan Nasional
Rekonstruksi dan Demokratisasi", memberikan pengertian tentang
"pendidikan", bahwa pendidikan adalah suatu proses di mana suatu
bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk
memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Ia menegaskan bahwa
pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, artinya pendidikan adalah suatu
proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri
diantara individu-individu. Ahli etika memandang bahwa pendidikan adalah faktor
yang turut menentukan karakter di samping faktor-faktor lain. Hamzah Ya'qub menyatakan
bahwa pendidikan turut mematangkan kepribadian manusia sehingga tingkah lakunya
sesuai dengan pendidikan yang telah diterimanya. Dengan demikian, pendidikan
adalah suatu hal yang benar-benar ditanamkan selain menempa fisik, mental dan
prilaku individu-individu, agar mereka menjadi manusia yang berbudaya, sehingga
diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia yang diciptakan Allah SWT sebagai
makhluk yang sempurna dan terpilih sebagai khalifah-Nya dimuka bumi. Sedangkan
karakter menurut para pakar pendidikan mendefinisikan sebagai berikut : Menurut
Wynne (1991) di dalam buku yang berjudul pendidikan karakter solusi yang tepat
untuk membangun bangsa, mengambil istilah karakter dari bahasa Yunani
"charassein" yang berarti "to mark"(menandai atau
mengukir), yang lebih terfokus pada melihat tindakan atau tingkah laku. Wynne
mengatakan bahwa ada dua pengertian karakter. Pertama, istilah karakter
menunjukkan bagaimana bertingkah laku, apabila seseorang berperilaku tidak
jujur, kejam, atau rakus, maka orang tersebut memanifestasikan karakter jelek,
sebaliknya apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, maka orang
tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat
kaitannya dengan "personality". Seseorang bisa disebut "orang yang
berkarakter" kalau tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Barbara A.
lewis (2004) menambahkan di dalam bukunya yang berjudul "being your
best" yang sudah dialih bahasakan, bahwasanya karakter merupakan kualitas
positif seperti peduli, adil, jujur, hormat terhadap sesama dan bertanggung
jawab. Menurut Ratna Megawangi, karakter ini mirip dengan akhlak (akar kata
khuluk), yaitu tabiat atau kebiasaan melakukan hal yang baik, Al-Ghazali
menggambarkan bahwa akhlak adalah tingkah laku seseorang yang berasal dari hati
yang baik . Dalam Kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat, watak,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari pada
yang lain. Dengan berlandaskan pendapat-pendapat mengenai istilah "Pendidikan"
dan "Karakter" di atas, Ratna Megawangi mengemukakan pendapat bahwa
pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengukir karakter (akhlak) melalui
proses knowing the good, loving the good, acting the good yaitu proses
melibatkan aspek kognitif, emosi dan fisik sehingga akhlak mulia bisa terukir
menjadi habit of the mind, heart danhands.
Membangun karakter memerlukan sebuah proses yang simultan dan
berkesinambungan yang melibatkan seluruh aspek baik kognitif yang diaplikasikan
dalam knowing the good, emosi yang diaplikasikan dalam loving the good, fisik
yang diaplikasikan dalam acting the good. Oleh karena itu pendidikan karakter
merupakan usaha aktif untuk membentuk kebiasaan baik
TUJUAN GERAKAN NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER
1. Manusia Indonesia harus bermoral,
berahlak, dan berperilaku baik. Oleh karena itu masyarakat diimbau menjadi
masyarakat religius yang anti kekerasan.
2. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
cerdas dan rasional. Berpengetahuan dan memiliki daya nalar tinggi.
3. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
inovatif dan mengejar kemajuan serta bekerja keras mengubah keadaan.
4. Memperkuat semangat harus bisa.
Seberat apapun masalah yang dihadapi jawabannya selalu ada.
5. Manusia Indonesia harus menjadi patriot sejati
yang mencintai bangsa dan negara serta tanah airnya. (kompas.com)
Sebelum melaksanakan program Pendidikan Karakter pada siswa, ..... alangkah lebih baik lagi jika guru jg harus mempunyai karakter yang bisa di jadikan panutan oleh para siswa ..... SMP 3 Go get the # one
ReplyDelete